Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan kebangkitan nasionalisme yang signifikan di berbagai belahan dunia. Nasionalisme, yang pada dasarnya menekankan pada identitas dan kepentingan negara atau bangsa, telah menjadi kekuatan yang semakin menonjol dalam politik domestik dan internasional. Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari ketidakpuasan terhadap globalisasi, kecemasan terhadap imigrasi, hingga keresahan terhadap dominasi kekuatan besar dalam tatanan internasional. Kebangkitan nasionalisme ini memiliki dampak yang luas terhadap politik global, mulai dari dinamika hubungan antarnegara hingga perubahan dalam kebijakan luar negeri negara-negara besar.

Artikel ini akan membahas kebangkitan nasionalisme di dunia modern, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampaknya terhadap politik global.

1. Definisi Nasionalisme dan Kebangkitannya

Nasionalisme adalah ideologi yang menekankan pentingnya identitas, kedaulatan, dan kepentingan bangsa atau negara di atas kepentingan internasional atau kelompok lain. Nasionalisme modern sering dikaitkan dengan perasaan cinta tanah air, kebanggaan terhadap budaya dan sejarah suatu bangsa, serta keinginan untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatan negara tersebut.

Kebangkitan nasionalisme yang kita lihat dalam beberapa dekade terakhir mengarah pada penguatan rasa identitas nasional yang sering kali berseberangan dengan tatanan internasional yang berbasis pada multilateralisme, kerjasama, dan globalisasi. Fenomena ini menjadi semakin terlihat setelah krisis ekonomi global 2008, yang menyebabkan ketidakpuasan terhadap elit politik dan institusi internasional, serta ketidakmampuan sistem global untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi.

2. Faktor-faktor yang Mendorong Kebangkitan Nasionalisme

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kebangkitan nasionalisme antara lain:

a. Ketidakpuasan terhadap Globalisasi Globalisasi telah menciptakan keterhubungan antara negara-negara di seluruh dunia dalam bidang ekonomi, budaya, dan politik. Namun, banyak orang merasa bahwa globalisasi hanya menguntungkan segelintir elit global dan merugikan kelas pekerja di negara-negara maju, yang menyebabkan meningkatnya ketimpangan ekonomi dan hilangnya lapangan pekerjaan lokal. Nasionalisme muncul sebagai respons terhadap ketidakpuasan ini, dengan janji untuk melindungi pekerjaan dan industri lokal serta membatasi dampak negatif dari globalisasi.

b. Isu Imigrasi dan Identitas Nasional Kebangkitan nasionalisme sering dikaitkan dengan perdebatan tentang imigrasi dan perubahan demografis. Negara-negara yang menghadapi peningkatan jumlah imigran, baik karena krisis pengungsi atau migrasi ekonomi, sering kali merasakan ketegangan dalam hal identitas nasional dan kebudayaan. Nasionalis sering menekankan pentingnya mempertahankan budaya dan nilai-nilai lokal, dan melihat imigrasi sebagai ancaman terhadap kohesi sosial dan identitas bangsa.

c. Krisis Ekonomi dan Ketidakpercayaan terhadap Elit Krisis ekonomi global 2008 dan dampaknya yang bertahan lama mengarah pada ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan Uni Eropa. Di banyak negara, terutama yang terdampak langsung oleh krisis, muncul rasa frustrasi terhadap politik establishment yang dianggap tidak mampu mengatasi masalah-masalah domestik. Nasionalisme menawarkan narasi alternatif, di mana pemerintah nasional dipandang lebih mampu menangani masalah ekonomi dan sosial secara langsung tanpa bergantung pada keputusan internasional.

d. Meningkatnya Pengaruh Media Sosial dan Populisme Media sosial telah memainkan peran penting dalam memperkuat sentimen nasionalisme, karena memungkinkan penyebaran pesan-pesan populis yang sering kali mengarah pada politik identitas dan nasionalisme ekstrem. Tokoh-tokoh populis yang menekankan kebijakan “America First,” “Brexit,” atau “Make America Great Again” telah memperoleh dukungan luas melalui platform digital, yang semakin memperkuat retorika nasionalis dan proteksionis.

3. Dampak Kebangkitan Nasionalisme terhadap Politik Global

a. Menurunnya Kerjasama Multilateral dan Organisasi Internasional Salah satu dampak terbesar dari kebangkitan nasionalisme adalah penurunan kerjasama multilateral dan melemahnya organisasi internasional. Negara-negara yang dipengaruhi oleh nasionalisme sering kali mengutamakan kepentingan nasional mereka sendiri di atas kerjasama internasional, yang mengarah pada kebijakan unilateral dan isolasionisme. Contohnya adalah keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit), yang dipicu oleh rasa ketidakpuasan terhadap kebijakan imigrasi dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Selain itu, kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump selama masa pemerintahannya, seperti tarif perdagangan yang dikenakan kepada negara-negara mitra, juga mencerminkan pengaruh kuat dari nasionalisme dalam politik global.

b. Perubahan dalam Hubungan Internasional Kebangkitan nasionalisme juga mengarah pada pergeseran dalam hubungan internasional, dengan negara-negara yang semakin cenderung memprioritaskan kepentingan domestik mereka daripada kerjasama dengan negara lain. Misalnya, dalam konteks perubahan iklim, meskipun ada konsensus global tentang pentingnya aksi kolektif untuk mengatasi pemanasan global, beberapa negara yang terpengaruh oleh nasionalisme, seperti Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump, menarik diri dari perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris, dengan alasan bahwa kebijakan tersebut merugikan ekonomi domestik.

c. Ketegangan Geopolitik dan Konflik Baru Nasionalisme yang ekstrem juga dapat memperburuk ketegangan geopolitik dan memperburuk konflik yang sudah ada. Keinginan untuk mengembalikan kekuatan nasional atau mempertahankan kedaulatan atas wilayah yang disengketakan dapat menciptakan ketegangan antarnegara. Misalnya, kebangkitan nasionalisme di beberapa negara Eropa Timur, seperti Polandia dan Hongaria, yang menentang kebijakan Uni Eropa terkait hak asasi manusia dan migrasi, menyebabkan perpecahan di dalam Uni Eropa. Selain itu, di Asia, kebangkitan nasionalisme juga dapat memperburuk perselisihan wilayah, seperti yang terlihat di Laut China Selatan dan perbatasan India-China.

d. Meningkatnya Politik Identitas dan Populisme Politik identitas, yang sering dipengaruhi oleh nasionalisme, telah mengarah pada kebangkitan gerakan-gerakan populis di seluruh dunia. Populisme sering kali berfokus pada pembagian “kami vs. mereka,” dengan membingkai kelompok minoritas, imigran, atau negara-negara asing sebagai musuh bersama yang harus dihadapi. Hal ini dapat memperburuk polarisasi politik di dalam negara dan memperburuk hubungan antarnegara. Selain itu, pemerintah yang dipilih berdasarkan narasi populis seringkali mengabaikan konsensus internasional dan merangkul kebijakan yang lebih radikal.

e. Penguatan Sentimen Anti-Barat dan Pengaruh Negara Adikuasa Baru Kebangkitan nasionalisme juga berimplikasi pada hubungan antara negara-negara besar dan negara-negara yang sedang berkembang. Negara-negara besar seperti Rusia dan China, yang mengadopsi kebijakan nasionalis dalam beberapa dekade terakhir, telah melihat peluang untuk memperkuat pengaruh mereka di arena global dengan melawan kebijakan dominasi Barat. Di sisi lain, negara-negara di kawasan yang sedang berkembang, yang merasakan ketidakadilan dari globalisasi, cenderung memperlihatkan ketertarikan pada model pemerintahan yang lebih autokratik dan nasionalis, yang dipromosikan oleh pemimpin-pemimpin besar seperti Vladimir Putin atau Xi Jinping.

4. Kesimpulan

Kebangkitan nasionalisme yang kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak besar bagi politik global. Meskipun dapat dilihat sebagai respons terhadap ketidakpuasan terhadap globalisasi, ketidaksetaraan ekonomi, dan perubahan sosial, fenomena ini juga menimbulkan tantangan besar bagi tatanan internasional yang berbasis pada kerjasama dan multilateralisme. Ketegangan yang dihasilkan dari nasionalisme dapat mempengaruhi hubungan internasional, memperburuk ketegangan geopolitik, dan menciptakan ketidakstabilan global. Ke depan, dunia akan terus dihadapkan pada dilema antara menjaga kedaulatan nasional dan membangun kerjasama internasional untuk mengatasi tantangan global yang semakin kompleks.